Sebelum Berangkat, Beberapa Bagian Kenangan

Cahaya kekuningan lampu pelita di atas meja nampak menjulurkan lidah mengusir gelap di kamar berlantai tanah berukuran sempit itu. Harapan untuk memiliki rumah berpenerang listrik telah jadi isapan jempol belaka bagi warga desa yang dikelilingi bebukitan indah, desa yang berjarak ratusan kilometer jauhnya dari ibu kota kabupaten. Warga telah lama terbangun dari mimpi tentang bohlamLanjutkan membaca “Sebelum Berangkat, Beberapa Bagian Kenangan”

Obat Nona

“Etaaaa! sudah jam berapa ini!? jangan lupa segera bantu Epen kasih makan babi-babi di kandang. Dia sedang mencari batang pisang, kamu jangan enak-enak tidur di dalam kamar!” Teriak mama Yuli menyerupa suara klakson tronton roda enam tiba-tiba memecah keheningan.! Suara itu menikam gendang telinga Eta. Ia membuka kelopak matanya perlahan-lahan. Nafasnya merayap satu-satu. Tak adaLanjutkan membaca “Obat Nona”

Malam yang Enggan Menyembunyikan Rahasia

Laki-laki itu baru saja masuk ke pekarangan rumah yang ditumbuhi beragam bunga saat malam hampir menjadi pagi. Berkas cahaya purnama yang tumpah di wajahnya berhasil mengubah warna merah sirih pinang menjadi serupa darah pada sudut bibirnya. Ayun langkahnya tertatih-tatih. Tubuh kurusnya nampak condong serupa menara Pisa yang tak kunjung roboh. Derap langkah si lelaki tuaLanjutkan membaca “Malam yang Enggan Menyembunyikan Rahasia”